Rabu, 25 November 2015

Tugu Bundaran Kota Baru

Penampakan Bundaran Kota Baru pada sore hari. Tampak tanaman yang semakin tinggi mulai menutupi penampakan tugu.
(Foto pada 13 November 2015)
Penampakan Tugu Bundaran Kota Baru pada malam hari. (Foto pada 18 November 2015)

Di kawasan kota baru di Pontianak, terdapat sebuah bundaran dengan tugu di tengahnya. Bundaran ini menjadi persimpangan antara Jl. Sutan Syahrir, Jl. Selayar, Gg. Widodo, Jl. Prof. HM. Yamin, dan Jl. Dr. Sutomo. Secara administratif, terletak di perbatasan antara Kel. Akcaya, Kec. Pontianak Selatan dengan Kel. Sungai Bangkong, Kec. Pontianak Kota.

Tampak tugu dari dekat pada sore hari dengan air mancurnya.
(Foto pada 13 November 2015)
Tampak tugu dari dekat pada malam hari. Sayang, air mancurnya tidak nyala.
(Foto pada 18 November 2015)

Tidak diketahui jelas apa nama tugu yang menyerupai huruf Y ini. Tidak ada keterangan apapun di sekitar tugu kecuali prasasti peresmiannya yang ditandatangani oleh Walikota Pontianak H. Sutarmidji, S.H., M.Hum. pada 17 Mei 2010. Di prasastinya sendiri tidak tertulis apa nama tugunya. Selain prasasti, terdapat dua buah tiang yang bergambarkan logo perusahaan Holcim yang menandakan tugu tersebut dibangun oleh perusahaan tersebut. Holcim merupakan peruasahan yang berasal dari Swiss, yang dikenal sebagai salah satu perusahaan besar yang memproduksi semen. Di Indonesia, perusahaan tersebut bernama resmi "PT Holcim Indonesia, Tbk.".

Prasasti peresmian tugu, namun tidak tertulis apa nama tugu tersebut.
(Foto pada 13 November 2015)

Sebelum dibangun tugu, bundaran tersebut hanyalah bundaran biasa dengan tanaman seadanya. Ketika diresmikan pada tahun 2010, tugu tersebut tidak berwarna biru seperti sekarang. Pada awalnya, tugu tersebut berwarna putih dengan tulisan "PONTIANAK 1771" berwarna keemasan. Pada tahun 2012, entah dengan alasan apa, tugu tersebut dicat ulang sehingga berwarna biru dengan tulisan berwarna merah. Terakhir, saya lupa kapan, tugu tersebut dihias dengan beberapa untaian lampu.

Bola di tengah tugu dari dekat. Tali/untaian lampunya agak merusak pemandangan, menurutku pribadi.
(Foto pada 13 November 2015)

Mengenai simbolisme tugu tersebut, menurut pengamatan saya pribadi, bentuk huruf Y menyimbolkan kondisi geografis Kota Pontianak yang dibelah oleh persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Bentuk bola di bagian tengah jika dilihat dengan saksama tampak menyerupai motif corak insang, motif kain khas Melayu Pontianak. Di tengah bola terdapat tulisan "PONTIANAK 1771", melambangkan Kota Pontianak lahir pada tahun 1771.

Sebagai pecinta monumen, keberadaan tugu tersebut menurutku, tentu akan sangat menambah keindahan wajah Kota Pontianak. Apalagi dengan bentuk yang khas, tentu bisa menjadi salah satu ciri khas wajah Kota Pontianak. Namun sayangnya, keberadaan tugu tersebut masih kalah pamor dengan Tugu Khatulistiwa dan Monumen Sebelas Digulis. Beberapa hal yang menurutku perlu sedikit perbaikan, antara lain:
  • Agar tugu tersebut lebih mudah dikenal orang, ada baiknya jika diberi nama.
  • Tanaman memang sangat penting, selain memperindah, juga untuk penghijauan. Namun, penataannya perlu diperhatikan agar tidak menutupi tugu tersebut.
  • Untaian lampu dimaksudkan untuk memperindah, namun menurutku justru malah mengurangi keindahan tugu tersebut, Mungkin penataan lampunya perlu diperbaiki.
  • Untuk sentiasa tampak indah, ada baiknya jika air mancur di sekitar tugu lebih sering dinyalakan. Seringkali saya lewat, namun air mancurnya mati.
  • Kebersihan juga perlu dijaga karena terkadang saya melihat sampah berceceran di trotoar sekitar tugu akibat ulah orang yang tak bertanggung jawab.
Semoga di masa yang akan datang, tugu ini bisa menjadi ikon baru Kota Pontianak, mendampingi Tugu Khatulistiwa dan Monumen Sebelas Digulis.

Penampakan dari sudut berbeda. Tampak Rumah Radakng di belakang.
(Foto pada 13 November 2015)
Penampakan dari sudut lain. (13 November 2015)
Penampakan pada malam hari dari jarak agak jauh. (18 November 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar